Terima kasih



Hai, kawan, apa kabarmu?
Ku harap kau baik-baik saja. 
Aku ingin memberikan kabar baik! 
Setelah sesi "konseling" kita pada maret hingga april lalu, setelah kau selalu mencoba meladeni curhatanku, setelah kau coba sadarkan aku, kini aku membaik. 

Kini aku tak lagi membenci hidup, atau ingin sembunyi di dalam lemari, atau ingin melompat dari peron stasiun. 
Kini aku mencoba berdamai dengan keadaan, dengan lingkungan. Kata "yaudahlah" yg sudah ribuan kali kuucap, namun kali ini baru benar-benar kuresapi.
Terima kasih membuatku tak lagi membeci seseorang yg seharusnya tak ku benci. Kini aku bisa menyayangi dengan tulus. Terima kasih membuatku berdamai dengannya. Dengan diriku sendiri. 

Dan kabar paling baik dari itu semua, kini aku berdamai dengannya (aku yakin kau tau siapa). Setelah kudengar saranmu, kini kata-katanya tak lagi memicu amarahku, aku bisa meladeni dengan lebih bijak dan kini hubungan kami membaik. Aku benar-benar bahagia, kini kami bisa benar-benar saling memeluk lagi. 

Terima kasih, kawan.
Maaf, buku yg kujanjikan masih kusimpan rapi. Nyatanya kita masih belum bisa dipertemukan sampai saat ini.
Ya, aku menghindar. Maafkan aku, tapi kuharap saat nanti ada kalanya kita bertemu, hatiku bisa lebih tenang dan tak lagi berdegup kencang. Ya, itulah yg tengah aku redam.

Jumat, 16 Juli 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

We are CCB…

wanita dan kodratnya

Me and I