Mereka Dan Mangga



Jika ditanya kali ini musim apa? pasti semua menjawab ‘Mangga’,  Karna pada kenyataannya memang seperti itu. Dimana-mana pasti ada mangga dan murah pula harganya, sehingga banyak orang dapat merasakan semarak musim mangga kali ini.
Tapi miris! Di saat mangga dapat di beli dengan harga Rp.2000 perbuah, ternyata masih ada anak yang tak bisa menikmati buah kaya vitamin tersebut. Alasannya?? Klasik, mereka tak memiliki pohon mangga dan  tak ada cukup uang untuk membelinya.
“masih kecil sudah berani !!” ucap seorang ibu yang di iyakan oleh ibu lainnya. Aku yang sedang lewat tertegun tak berani ikut bicara dan hanya mendengar.
Ibu-ibu yang tengah berkumpul tersebut terus melanjutkan pembicaraan mereka dan setelah itu aku baru tahu, ternyata yang mereka bicarakan adalah tentang sebuah mangga seorang ibu yang hilang karna di curi oleh dua anak kecil.
“kejadiannya itu siang-siang, anak saya yang melihatnya!” tegasnya
“kenapa tidak di tegur bu !”ucap ibu yang lain
“tidak tega saya !” jelasnya. Tak mau terus mendosa karena terus menguping, akhirnya aku bergegas pulang.
Di rumah aku merenung, tak terima dengan omongan ibu tadi. Tega-teganya ia membicarakan anak kecil yang belum tahu apa-apa, walaupun kutahu kalau mengambil sesuatu milik orang lain itu sama saja mencuri tapi tetap saja aku tak terima.
Tak tahukah ia kalau yang mengambil mangganya itu adalah seorang anak yang tak punya, sehingga untuk membelipun tak ada? Tapi mana mungkin ia tak tahu karna anak itu adalah tetangganya sendiri. Tak tahukah ia kalau mungkin saja anak itu ingin menikmati semaraknya musim mangga kali ini sedang dia tak bisa membeli? Anak itu hanya ingin mencoba sebuah saja dari sekian banyak mangga yang ada, yang menurutku sangat lebih dari cukup untuk konsumsi keluarga dan anak cucunya.
Dan yang paling membuatku tak terima adalah ia beralasan tak tega untuk menegur anak tersebut tapi ia membicarakannya terus menerus sehingga anak tersebut ter-cap ‘maling’ di matanya. Padahal mungkin saja anak itu awalnya berniat minta izin terlebih dahulu, tapi karna keluarga ibu tersebut selalu memantau pohon mangganya seolah-olah takut kehilangan, anak tersebut jadi takut untuk minta izin sehingga nekat mengambilnya saat sang empunya lengah.
Sungguh sebuah kenyataan hidup yang pahit. Saat seorang anak kecil yang hanya ingin menikmati semaraknya musim mangga malah di gosipkan ibu-ibu karna mengambil sebuah mangga tanpa izin, sedangkan saat mendengar korupsi mereka malah terkesan biasa dan mentoleransinya asalkan tak merugikan pihaknya.
Ya Allah… Tolong maafkan anak kecil yang tak tahu apa-apa itu! tentu kau mengerti mereka hanya ingin mencoba dan ku mohon ikhlaskanlah hati ibu itu agar mangga yg masuk dalam perut anak itu bisa menjadi berkah. Aamiin.
Ampuni juga aku yang menulis ini, karna niatku bukan ingin menggosip tapi ingin berbagi pengalaman pada teman-teman yang mugkin saja beranggapan lain denganku sehingga aku tak berburuk sangka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

We are CCB…

wanita dan kodratnya

Me and I